Thursday, November 15, 2012

DIARE

Kata diare sudah tak asing bagi kita, karena saya rasa setiap orang pernah mengalaminya. Hingga saat ini diare menjadi child killer (pembunuh anak-anak) menjadi penyebab utama terjadinya kematian pada anak-anak di Indonesia. Lalu sebenarnya yang seperti apa yang bisa masuk dlam kategori diare? Diare adalah buang air besar dengan feses encer lebih dari empat kali sehari, baik disertai lendir dan darah maupun tidak. Menurut survei Kesehatan Rumah Tangga Departemen Kesehatan RI tahun 1996, 12% penyebab kematian bayi adalah diare. Diare menyebabkan 70 dari 1.000 bayi meninggal dunia sebelum usianya genap setahun. Statistik menunjukkan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta penduduk Indonesia, dan 2/3nya adalah balita dengan korban meninggal sekitar 600.000 jiwa. Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Internasional Omni Alam Sutera Tangerang, Dr. Ferdy Limawal SpA mengatakan bahwa apabila tidak diatasi dengan baik, diare akan bertambah parah dan bisa menimbulkan penyakit lainnya. Beberapa penyakit seperti kolera dan disentri sampai menjadi gejala umum radang usus buntu bisa muncul pada seseorang yang mengalami diare. Apabila diare terjadi terus menerus, maka dapat mengakibatkan dehidrasi. Bila dehidrasi yang berat tidak diatasi, maka dapat mengakibatkan kematian.

Ferdy menyebutkan bahwa diare bisa menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit (natrium-kalium), yang apabila tidak teratasi dapat menimbulkan kejang, gangguan irama jantung sampai pendarahan di otak. Bahkan, apabila terjadi pada bayi sampai mengalami dehidrasi berat dengan ditandai dengan menangis tanpa air mata, kulit kering keriput, sampai pada ubun-ubun cekung maka akan menyebabkan kematian.

Di dalam lambung menusia terdapat cairan asam yang mempunyai mekanisme menghancurkan setiap kuman. Cairan tersebut adalah asam lambung. Di dalam asam lambung terdapat enzim yang dinamakan ptyalin yang berfungsi untuk menghancurkan makanan dan mengubahnya menjadi glukosa yang dibutuhkan tubuh sebagai energi. Enzim merupakan suatu protein dan bekerja sebagai katalisator, mempercepat berlangsungnya reaksi kimia. Enzim hanya bekerja efektif pada suhu optimal 40 derajat celcius dan pH asam.

Makanan yang dimakan, dalam perjalanannya ke usus diproses oleh enzim ptialin. Amilum (bentuk makanan di dalam lambung) oleh enzim ptialin di ubah menjadi bentuk sederhana, dan sebagian berhasil di ubah menjadi glukosa yang sudah dapat diserap usus. Makanan berupa lemak dan protein diteruskan ke bagian pencernaan.

Di dalam tubuh terdapat berbagai jenis kuman, dimana jika tubuh dalam keadaan sehat kuman tersebut bersifat kongensal (diam). Namun, saat kondisi tubuh lemah, kuman akan menjadi pathogen dan menimbulkan berbagai macam gangguan diantaranya adalah diare.

Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis.

1. Faktor infeksi. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang adalah:
a) Infeksi bakteri oleh kuman E.coli. Salmonella, Vibrio cholera (kolera), dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan patogenik (memanfaatkan kesempatan saat kondisi tubuh lemah). Bakteri pemicu diare yang harus diwaspadai antara lain adalah E.coli dan Salmonella. Karena bila bakteri tersebut menempel pada bahan makanan, maka akan berkembang biak dengan cepat. Dalam kondisi ideal bakteri-bakteri tersebut dapat membelah per 10 menit sekali, dan dalam waktu 4 jam, 1 bakteri akan membelah hingga mencapai jumlah 1.000.000 bakteri. Jika daya tahan tubuh melemah, maka akan menyebabkan diare, sakit perut disertai mual.
b) Infeksi basil (disentri).
c) infeksi virus enterovirus dan adenovirus.
d) Infeksi parasit oleh cacing (askeris).
e) Infeksi jamur (candidiasis).
f) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan.
g) Keracunan makanan.

2. Malabsorpsi.
a) Malabsorbsi karbohidrat. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam dan sakit di bagian perut.
b) Malabsorbsi lemak. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.

3. Makanan. Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, dll. Makanan yang tercemar bakteri atau virus adalah pencetus utama timbulnya diare. Tak heran bila diare sering di alami oleh anak-anak, apalagi mereka yang suka jajan di luar. Jajanan yang tak higienis tersebut rawan dihinggapi bakteri (E.coli) atau virus (Rotavirus). Akhirnya bakteri dan virus tersebut menyebabkan flu perut sehingga menimbulkan diare.

4. Kebersihan. Kelalaian menjaga kebersihan diri, tempat tinggal dan lingkungan merupakan pemicu utama munculnya diare. Kehidupan yang kotor, kumuh, jorok hanya mengundang tumbuh berkembangnya berbagai macam penyakit dan menandakan kondisi yang tidak sehat. Selain itu kebersihan kuku atau kebiasaan memotong kuku merupakan suatu hal yang penting, karena kuku merupakan tempat bersarangnya bibit penyakit.

5. Kerusakan usus besar. Usus besar dengan panjang sekitar 1,5 meter dan lebar 6,5 cm sebagai tempat pengolahan limbah makanan dan minuman terakhir sebelum dikeluarkan melalui buang air besar selayaknya selalu dalam keadaan sehat dan bersih. Kerusakan kolon banyak dipicu oleh sisa makanan dan minuman yang menempel atau melekat di dindingnya, kadang sampai berkerak sehingga menciderai organ tersebut. Kerusakan usus besar ini bisa juga disebabkan karena pola hidup dan makanan yang kurang bergizi.

6. Psikologis. Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis.

Diare dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

1. Diare akut. Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu tetapi gejalanya bisa jadi berat. Penyebabnya antara lain:
a) Gangguan jasad renik atau bakteri yang masuk ke dalam usus halus setelah melewati berbagai rintangan asam lambung.
b) Jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus halus.
c) Racun yang dikeluarkan oleh bakteri.
d) Kelebihan cairan usus akibat racun.

2. Diare kronis atau menahun atau persisten. Pada diare menahun (kronis), kejadiannya lebih kompleks. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:
a) Gangguan bakteri, jamur, dan parasit.
b) Malabsorbsi kalori.
c) Malabsorbsi lemak

No comments: